Jalan Pelita RT.01 Kel. Jingah Kec. Teweh Baru
sdnduajingah@gmail.com
Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Modul ajar merupakan salah satu bentuk perangkat ajar yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran dalam upaya mencapai Profil Pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran. Modul ajar merupakan penjabaran dari Alur Tujuan Pembelajaran dan disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan murid.
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Pahami Kurikulum Merdeka baik secara mandiri, melalui pelatihan, maupun dari rekan sejawat. Tersedia juga beragam materi dan referensi mengajar untuk menerapkan Kurikulum Merdeka di sekolah.
Aplikasi platform SDN 2 JINGAH adalah aplikasi yang akan membantu para guru untuk mengakses informasi sekolah dan memudahkan para peserta didik dan orang tua untuk mengetahui perkembangan sekolah. ada beberapa informasi yaitu - website sekolah - platform sekolah penggerak SDN 2 JINGAH - absensi siswa
Indonesia tidak dapat disusun hanya dengan warna dominan saja akan tetapi harus disusun dengan kolaborasi warna, sehingga dengan warna - warni Indonesia akan terlihat menjadi lebih indah
saling menghormati antara satu dengan yang lainnya. komunikasi antara guru dan siswa saling terjaga untuk meningkatkan pembelajaran
visi pendidikan indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila
Transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) merupakan perubahan penting bagi anak-anak dan keluarga mereka. Secara alami, banyak anak akan mengalami ketidaknyamanan selama masa transisi ini, tetapi dengan persiapan yang tepat dan dukungan yang memadai, transisi ini dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sendiri telah meluncurkan sebuah program untuk mendukung proses transisi ini dengan meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan pada 28 Maret 2023. Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk meluruskan miskonsepsi tentang kemampuan Calistung siswa masuk SD, dan juga menitikberatkan pentingnya membangun kemampuan fondasi pada anak secara bertahap demi efektif dan optimalnya proses pembelajaran.
Dari sisi orang tua, ada beberapa hal yang bisa anda lakukan. Berkurangnya persyaratan untuk memasuki SD dengan menghapus tes Calistung membuat tugas anda berkurang. Namun, anda juga dapat melakukan langkah-langkah berikut untuk membuat transisi dari PAUD dan SD menjadi menyenangkan, di antaranya:
Pertama-tama, persiapan sebelumnya sangat penting dalam membantu anak-anak mengatasi transisi dari PAUD ke SD. Orang tua harus berbicara dengan anak-anak tentang apa yang diharapkan dan apa yang akan mereka temukan di SD. Hal ini membantu anak-anak untuk merasa lebih siap dan percaya diri saat masuk ke SD. Orang tua juga dapat mengunjungi sekolah dengan anak-anak mereka sebelum dimulainya tahun ajaran baru, sehingga anak-anak dapat merasa lebih akrab dengan lingkungan sekolah.
Kedua, pendidikan yang menyenangkan juga dapat membantu anak-anak menikmati transisi dari PAUD ke SD. Konsultasikan dengan pihak SD mengenai program yang kreatif dan menarik, serta mendorong partisipasi aktif anak-anak, karena program seperti ini cenderung lebih berhasil dalam membantu anak-anak menyesuaikan diri dengan lingkungan baru mereka. Hal ini membantu anak-anak untuk merasa lebih senang dan nyaman saat belajar di SD.
Selain itu, dukungan keluarga juga sangat penting dalam membantu anak-anak mengatasi transisi dari PAUD ke SD. Orang tua harus selalu siap mendukung anak-anak mereka dan memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan. Mereka harus berbicara dengan anak-anak mereka tentang pengalaman mereka di SD dan membantu mereka menyelesaikan masalah yang mungkin timbul.
Terakhir, komunikasi terbuka dan transparan antara sekolah dan keluarga dapat membantu anak-anak merasa lebih aman dan nyaman selama masa transisi. Sekolah harus terbuka dalam memberikan informasi tentang apa yang diharapkan dari anak-anak dan bagaimana mereka dapat membantu anak-anak untuk belajar di SD. Orang tua juga harus dapat berkomunikasi dengan guru dan staf sekolah tentang kekhawatiran atau pertanyaan mereka tentang perkembangan anak-anak mereka.
Transisi dari PAUD ke SD mungkin merupakan perubahan besar bagi anak-anak, tetapi dengan persiapan yang tepat, pendidikan yang menyenangkan, dukungan keluarga, dan komunikasi terbuka antara sekolah dan keluarga, transisi ini dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak. Penting bagi orang tua dan staf sekolah untuk bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi anak-anak selama masa transisi ini.
Penulis: Romanti
sumber : itjen.kemdikbud.go.id
Meningkatkan hasil mutu pendidikan dalam kurun waktu 3 tahun ajaran
Meningkatnya Kompetensi kepala Sekolah, Guru
Percepatan Digitalisasi sekolah
Kesempatan untuk menjadi katalis perubahan bagi satuan pendidikan lain
Percepatan pencapaian profil pelajar Pancasila
Mendapatkan pendampingan intensif untuk transformasi satuan pendidikan
Memperoleh tambahan anggaran untuk pembelian buku bagi pembelajaran kompetensi holistik
Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
Dalam kegiatan pembelajaran, pasti terdapat capaian pembelajaran yang harus dipenuhi oleh siswa, guru maupun sekolah. Capaian pembelajaran siswa merupakan kompetensi minimum yang harus dilewati oleh siswa dalam setiap mata pelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran, pasti terdapat capaian pembelajaran yang harus dipenuhi oleh siswa, guru maupun sekolah. Capaian pembelajaran siswa merupakan kompetensi minimum yang harus dilewati oleh siswa dalam setiap mata pelajaran. Pakaian pembelajaran ini disusun mengacu pada Standar Kompetensi Kelulusan atau SKL serta Standar Isi seperti Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) dalam kurikulum 2013.
Capaian pembelajaran dalam kurikulum merdeka merupakan pembaruan dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dirancang untuk menguatkan pembelajaran fokus terhadap pengembangan kompetensi. Dalam K13 dan kurikulum nasional yang terdahulu lainnya ditujukan untuk kompetensi, sehingga kurikulum ini pun meneruskan upaya tersebut
Capaian pembelajaran setiap peserta didik tentu berbeda sesuai dengan jenjang atau tingkatannya, mulai dari PAUD, Pendidikan Dasar, menengah pertama, dan menengah atas.
Kerangka Kurikulum Merdeka
Sebelum mengetahui capaian pembelajaran dalam kurikulum Merdeka, alangkah baiknya jika Anda mengetahui apa saja kerangka kurikulum Merdeka yang akan diterapkan oleh sekolah-sekolah di Indonesia.
Kurikulum ini pertama akan diterapkan di sekolah penggerak, dan pemerintah sudah menyiapkan beberapa hal seperti:
Selain ada kerangka kurikulum Merdeka, ada pula komponen yang membentuk kurikulum ini yang harus dipahami agar kegiatan pembelajaran berjalan optimal.
1. Capaian Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran pasti ada capaian yang harus dicapai oleh siswa. Jika capaian sebelumnya dinamakan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), maka pada kurikulum Merdeka dinamakan capaian pembelajaran
Capaian pembelajaran berisikan kompetensi serta lingkup materi yang disusun secara komprehensif berbentuk narasi.
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dalam kurikulum Merdeka yaitu kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Tujuan pembelajaran ini bisa dilaksanakan di satu atau lebih kegiatan
3. Alur Tujuan Pembelajaran
Dalam kurikulum Merdeka terdapat alur tujuan pembelajaran yaitu rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun sistematis serta logis dan di desain sesuai dengan urutan pembelajaran sejak awal sampai akhir fase.
Mengenal Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Capaian pembelajaran dalam kurikulum merdeka merupakan keterampilan belajar yang dimiliki oleh siswa dan harus diselesaikan setiap tahap. Kurikulum Merdeka sendiri merupakan kurikulum yang dicanangkan oleh Kemendikbud Nadiem Makarim untuk mengatur kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat student centered learning atau berpusat pada siswa.
Kurikulum Merdeka mengatur pembelajaran sesuai minat dan bakat anak dinilai lebih fleksibel dan berkonsentrasi untuk mengembangkan kemampuan atau kompetensi siswa.
Isi dari capaian pembelajaran dalam kurikulum Merdeka yaitu kumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun komprehensif berbentuk narasi. Pemetaan capaian pembelajaran kurikulum Merdeka sesuai perkembangan siswa dalam fase usia
Strategi untuk mencapai capaian pembelajaran yaitu dengan mengurangi cakupan materi dan mengubah tata cara penyusunan yang lebih fleksibel, sehingga siswa tidak merasa tertekan untuk mencapai pembelajaran tersebut.
Pengurangan Konten
Salah satu karakteristik dari kurikulum Merdeka yaitu fokus terhadap materi esensial seperti literasi dan numerasi. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum Merdeka lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.
Ini juga berhubungan dengan capaian pembelajaran siswa, di mana konsekuensi pembelajaran kurikulum merdeka berorientasi pada kompetensi sehingga perlu adanya pengurangan materi pelajaran atau pokok bahasa.
Dengan adanya pengurangan konten, maka guru tidak mengajar dengan terburu-buru untuk mencapai target yang begitu banyak serta dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Jika Guru menyampaikan pembelajaran secara terburu-buru maka siswa tidak punya waktu yang cukup untuk memahami konsep dengan mendalam. Padahal, hal tersebut penting untuk menguatkan fondasi kompetensi siswa.
Dengan kata lain, materi pembelajaran yang begitu padat mampu membuat siswa kehilangan kesempatan untuk lebih mengeksplor pengetahuannya dan mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih baik.
Pembelajaran Konstruktivisme
Untuk bisa mencapai capaian pembelajaran dalam kurikulum Merdeka, maka kegiatan pembelajaran dilakukan secara konstruktivisme. Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan kegiatan pembelajaran yang mengutamakan perkembangan logika serta konseptual pembelajar. Melalui teori belajar ini maka anak bisa membuat atau mencipta suatu karya dan membangun suatu hal yang sudah dipelajari.
Kurikulum Merdeka juga menginginkan anak-anak Indonesia untuk tetap aktif, kecerdasan meningkat, kreatif dan mampu membuat suatu karya.
Teori belajar konstruktivisme memiliki beberapa tujuan seperti untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran lebih mendalam, mengasah kemampuan siswa dalam bertanya dan mencari solusi, siswa dapat memahami konsep secara komprehensif serta menjadi pemikir aktif.
Dalam teori belajar konstruktivisme, pengetahuan bukan kumpulan atau seperangkat fakta, konsep, kaidah untuk diingat. Konstruktivisme merupakan proses dalam memahami atau mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman nyata.
Dalam kurikulum Merdeka, pemahaman siswa tidak bersifat statis melainkan dinamis atau berevolusi secara konstan selama siswa tersebut dapat mengkonstruksikan pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya. Untuk memiliki pemahaman ini, sekolah dan guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang berpusat pada siswa dan bukan hanya memberikan siswa informasi yang kurang bermakna atau sekedar dihafalkan saja.
Melalui pembelajaran konstruktivisme, capaian pembelajaran dalam kurikulum merdeka yang mengutamakan kompetensi bisa dicapai tanpa mengikat konteks serta konten pembelajaran.
Dengan demikian, diharapkan sekolah dan para pendidik bisa mengembangkan pembelajaran konstruktivisme, yang terpusat pada siswa, sesuai dengan konteks sekolah, perkembangan, minat dan bakat siswa.
Untuk lebih siap menghadapi kurikulum merdeka dan siswa bisa mencapai capaian pembelajaran, maka pendidik harus bisa beradaptasi dengan perubahan dan terus belajar, salah satunya mengikuti pelatihan guru. Pelatihan guru di desain untuk meningkatkan kompetensi mengajar guru.
Kejarcita merupakan lembaga atau perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan yang memberikan jasa dan layanan berupa support system dan pelatihan yang didesain sesuai kebutuhan kerja guru. Semua layanan dari kejar cita ini bertujuan untuk membantu guru dalam hal merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran di kelas.
Itulah beberapa hal yang bisa Anda ketahui mengenai kurikulum merdeka dan capaian pembelajaran dalam kurikulum merdeka.
Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran
Merdeka belajar merupakan sebuah gagasan yang membebaskan para guru dan siswa dalam menentukan sistem pembelajaran.
ilmu itu sangat penting bagi kehidupan kita. belajarlah dengan semangat untuk meraih cita-cita setinggi langit
Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia.
“Kegunaan pendidikan adalah untuk mengajarkan seseorang untuk berpikir dengan intensif dan kritis. Kecerdasan dan karakter itulah tujuan pendidikan sesungguhnya.”.
"Pendidikan bukanlah sesuatu yang diperoleh seseorang, tapi pendidikan adalah sebuah proses seumur hidup."
Rapor merdeka adalah aplikasi pembuatan rapor Kurikulum Merdeka yang dapat digunakan oleh semua sekolah SD, SMP, SMA dan SMK se Indonesia. Rapor Merdeka bisa digunakan oleh semua sekolah di Indonesia baik swasta maupun negri, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA sampai dengan SMK. Rapor Merdeka bisa digunakan untuk pembuatan Rapor Kurikulum Merdeka & Kurikulum 2013 revisi 2022. aplikasi rapor ini dikembangkan oleh PT. Quintal Edutama Solusindo
Aplikasi platform SDN 2 JINGAH adalah aplikasi yang akan membantu para guru untuk mengakses informasi sekolah dan memudahkan para peserta didik dan orang tua untuk mengetahui perkembangan sekolah. ada beberapa informasi yang telah dikembangkan di aplikasi ini
Pendidikan Agama Islam mencakup elemen keilmuan yang meliputi:
(1) Al-Qur’an dan hadist,
(2) Akidah,
(3) Akhlak,
(4) Fikih, dan
(5) Sejarah peradaban Islam..
Pendidikan Kewarganegaraan mencakup elemen keilmuan yang meliputi:
(1) Pancasila,
(2) Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
(3) Bhinneka Tunggal Ika,
(4) Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bahasa Indonesia mencapkup elemen keilmuan yang meliputi:
(1) Menyimak,
(2) Membaca dan Memirsa,
(3) Berbicara dan Mempresentasikan,
(4) Menulis.
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial mencakup elemen keilmuan yang meliputi:
Elemen Pertama: Pemahaman IPAS (sains dan sosial)
Elemen Kedua: Keterampilan proses
1. Mengamati
2. Mempertanyakan dan memprediksi
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
5. Mengevaluasi dan refleksi
6. Mengkomunikasikan hasil
Matematika mencakup elemen keilmuan yang meliputi:
(1) Bilangan,
(2) Aljabar,
(3) Pengukuran,
(4) Geometri,
(5) Analisis Data dan Peluang.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan mencakup elemen keilmuan yang meliputi:
(1) Keterampilan Gerak,
(2) Pengetahuan Gerak,
(3) Pemanfaatan Gerak,
(4) Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai-nilai Gerak.
Seni Rupa mencakup elemen keilmuan yang meliputi:
(1) Mengalami,
(2) Menciptakan,
(3) Merefleksikan,
(4) Berpikir dan Bekerja Artistik,
(5) Berdampak.
Bahasa Inggris mencakup elemen keilmuan yang meliputi:
(1) Menyimak,
(2) Membaca,
(3) Berbicara,
(4) Menulis,
(5) Mempresentasikan.
Robert Heinich bersama rekan-rekannya, Michael Molenda, James D. Russell, dan Sharon E. Smaldino mengembangkan model tujuan pembelajaran ABCD dalam sebuah buku berjudul “Instructional Technology and Media for Learning” pada tahun 2001. Sesuai dengan namanya, model tujuan pembelajaran ABCD terdiri dari 4 elemen, yaitu: Audience (peserta), Behavior (perilaku), Conditions (kondisi), dan Degree (tingkatan).
Penjelasan lebih lanjut terkait empat elemen tersebut akan diuraikan di bawah ini:
Identifikasi peserta pelatihan menjadi hal penting dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari peserta pelatihan diantaranya adalah, siapa yang menjadi sasaran dari program pelatihan yang akan disusun? Apa tingkatan pengetahuan mereka saat ini? Jenis bahasa yang harus digunakan? Dan bagaimana cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan kelompok ini?. Penyusunan program pelatihan memungkinkan untuk melakukan survey terlebih dahulu terkait gambaran dari peserta yang akan menjadi sasaran dari program pelatihan.
Contoh:
Pustakawan mampu ….
Staf pengembangan sumber daya manusia mampu …
Perilaku pada bagian ini mengacu pada perilaku yang harus ditunjukkan peserta pelatihan di akhir sesi pembelajaran. Dalam menentukan perilaku harus se-spesifik mungkin dan menghindari kata-kata yang sulit untuk diukur, seperti mengetahui, memahami, dll. Kata kerja yang bisa digunakan, seperti “mendemonstrasikan”, “mengidentifikasi”, dll. Untuk menentukan kata kerja ini dapat mengacu pada taksonomi bloom yang sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya.
Contoh:
Pustakawan mampu mendemonstrasikan penentuan tajuk subjek ….
Staf pengembangan sumber daya manusia mampu melakukan analisis pengembangan kompetensi pegawai …
Kondisi pada bagian ini merujuk pada kondisi di mana peserta pelatihan diharapkan dapat mencapai perilaku yang ditargetkan. Kondisi ini dapat diartikan sebagai stimulus untuk peserta. Biasanya kondisi ini diberikan dalam bentuk kata benda yang dapat membantu peserta dalam mencapai perilaku yang ingin dicapai.
Contoh:
Pustakawan mampu mendemonstrasikan penentuan tajuk subjek dengan diberikan daftar tajuk subjek perpustakaan nasional ….
Staf pengembangan sumber daya manusia mampu melakukan analisis pengembangan kompetensi pegawai dengan diberikan SOP dari masing-masing unit kerja …
Elemen terakhir ini digunakan untuk mengukur capaian tujuan pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan elemen kedua, perilaku. Pada elemen kedua ditekankan bahwa penentuan kata kerja harus spesifik dan terukur. Pada elemen ini, lebih dijelaskan lagi standar pengukurannya.
Contoh:
Pustakawan mampu mendemonstrasikan penentuan tajuk subjek dengan diberikan daftar tajuk subjek perpustakaan nasional selama 30 menit
Staf pengembangan sumber daya manusia mampu melakukan analisis pengembangan kompetensi pegawai dengan diberikan SOP dari masing-masing unit kerja tanpa kesalahan.
Idealnya dalam menerapkan model tujuan pembelajaran diterapkan keempat elemen di atas. Namun dalam praktiknya, tidak semua lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal menggunakan keempat elemen tersebut. Salah satunya penerapan pada pelatihan di lembaga pemerintahan. Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penulisan Modul Pendidikan dan Pelatihan, elemen tujuan pembelajaran yang digunkaan minimal meliputi Audience dan Behavior (A dan B). Hal ini juga diterapkan pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional RI. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, elemen yang digunakan hanya mencakup Audience dan Behavior.
Penulis: Dian NF, M.Hum